Papa berbohong
Namaku Alivia, seperti anak normal lainnya aku sangat bahagia mempunyai orang tua seperti mereka,mereka yang selalu mendidik ku, menjagaku, merawatku, memanjakanku, yang selalu membuatku tersenyum, yang selalu ajarkan aku menjadi yang terbaik, yang selalu ada buat aku dalam keadaan apapun, selalu berikan semua yang terindah, yang membuat hari-hari ku penuh canda tawa dan senyum bahagia.
Tapi satu bulan belakangan ini mereka sibuk dengan pekerjaan kantor mereka masing-masing, aku sudah merasa tidak ada kehangatan seperti dulu lagi di keluarga ini. Hampir setiap hari aku tidak bisa berbicara secara langsung dengan mereka, tidak ada canda tawa dan senyum bahagia seperti biasa lagi. sekarang aku lebih banyak berdiam diri di kamarku. Rumah ini terasa sunyi mungkin karena sudah tidak terdengar lagi suara lembut dan candaan mereka berdua. Aku mulai merasa kesepian, tidak ada lagi perhatian yang selalu mereka berikan padaku, Jujur aku merasa asing disini.
Dua hari lagi adalah hari terakhirku duduk di bangku SMP ,yang mana biasa diadakan acara perpisahan yang harus di hadiri oleh orang tua. Aku berharap sekali agar mereka bisa datang ke acara perpisahan ku.
ucapku setelah mereka pulang kerumah di tengah malam
“ma..,pa…, dua hari lagi bakal ada acara perpisahan di sekolahku, aku harap mama sama papa bisa datang”.
“iya papa pasti datang” ucap papaku (sambil mengelus rambutku).
“mama kayaknya ga bisa datang soalnya bakalan ada rapat di kantor” ucap mamaku (sambil bergegas masuk kamar).
“ma tapi ini acara penting buat aku,aku pengen banget mama datang” kataku
“iya mama usakan datang nanti” balas mamaku.
*dua hari kemudian
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa disini,aku harap orang tua ku bisa datang. Tetapi ini tidak sesuai dengan yang aku harapakan, hanya ada papa yang duduk di samping ku,aku merasa kecewa karena di hari yang penting ini mama tidak bisa datang.
Setelah sampai dirumah aku langsung bertanya pada mama
“ma kok mama gak datang sih?”(dengan raut muka sedih)
“aduh mama lupa nak”. Kata mamaku
“mama tuh terlalu sibuk sama urusan mama, mama udah ga pernah peduli lagi sama aku” ucapku( sambil berlari ke kamar).
*beberapa hari kemudian
Tak seperti biasanya rumah ini terasa berwarna karena suara mereka berdua,tapi suara ini tak seperti biasanya yang lembut dan penuh tawa. Mereka berbicara dengan nada tinggi dan sesekali terdengar suara benda yang dibanting ke lantai. Akhirnya aku datang menghampiri mereka yang sedang ribut dan berusaha untuk menenangkan mereka.
Akhirnya sesuatu yang aku takutkan terjadi, orang tua ku memutuskan untuk bercerai setelah pertengkaran tadi. Tetapi bukan berarti hidupku berhenti setelah perceraiyan mereka.
Tak lama setelah mereka bercerai mama pergi tanpa memberitahuku, akhirnya aku hidup hanya berdua bersama papa ku. Kami tinggal di rumah yang lebih sederhana yang jauh dari kata mewah.
Walaupun begitu aku bersyukur masih mempunyai papa yang selalu berusaha untuk membuat ku tersenyum saat dalam masalah seperti ini. Papa selalu bilang “tersenyumlah nak, karena dengan senyum satu masalah bakal hilang”.
Sekarang aku tidak pernah merasa kesepian karena papa selalu bersamaku,selalu meluangkan waktunya,sampai-sampai sebelum berangkat ke kantor papa setiap pagi mengantarku ke sekolah baruku walaupun hanya dengan menggunakan sepeda motor ataupun dengan angkutan umum. Seminggu sekali papa selalu mengajakku untuk makan di sebuah restaurant tapi papa tidak pernah mau ikut makan.
Setelah pulang sekolah aku sempat melihat sosok seperti papa yang sedang kelelahan karena harus mengangkut kantung beras yang ada di mobil box untuk dipindahkan ke toko. Pria itu sangat bersemangat untuk mendapatkan uang. Tapi yang kulihat mungkin hanya orang kebetulan mirip saja.
Setiap pulang kerumah papa tidak pernah mengeluh capek, papa selalu terlihat ceria dan bahagia,dengan memakai setelan jas yang rapih.
Aku selalu senang saat papa mengumandangkan ayat suci dan suara lembut yang penuh keluh kesah berdoa untuk putrinya (aku). Papa adalah seorang pria yang aku cinta selama hidupku. Pengorbanan papa tanpa balas jasa.
*1 minggu kemudian
Akhirnya aku memberanikan diri untuk berbicara (disebuah taman)
“pa aku mau ngomong sesuatu” kataku
“iya kmu mau ngomong apa? Papa bakal dengerin” kata papa
“Papaa segalanya buat aku
Papa adalah papa yang paling manis di dunia ini
Papa adalah papa yang paling tampan
Papa selalu tersenyum
Papa sangat baik hati
Papa ingin aku mendapatkan yang terbaik di sekolah
Papa adalah hal terbesar dalam hidupku
(papa tersenyum)
TAPI… (papa terdiam)
PAPA BERBOHONG
PAPA BERBOHONG tentang pekerjaan papa
PAPA BERBOHONG tentang caranya untuk mendapatkan uang
PAPA BERBOHONG bahwa papa tidak lelah
PAPA BERBOHONG bahwa papa tidak lapar
PAPA BERBOHONG bahwa papa punya segalanya
PAPA BERBOHONG tentang kebahagiaan papa
PAPA BERBOHONG KARENA AKU…”
(Alivia dan papa berpelukan)
TAMAT
No comments:
Post a Comment